Tuesday, December 23, 2008

My Mum is Amazing - Zain Bikha

She wakes up early in the morning with a smile
And she holds my head up high
Don’t you ever let anybody put you down
Cos you are my little angel
Then she makes something warm for me to drink
Cos it’s cold out there, she thinks
Then she walks me to school, Yes I aint no fool
I just think my Mom is amazing
***She makes me feel
Like I can do anything
and when she’s with me
there’s no where else, I’d rather be…
After School, she’s waiting by the gate
I’m so happy that I just can’t wait
To get home to tell her how my day went
And eat the yummy food, only my Mom makes
Then I wind her up cos I don’t wanna bath
And we run around the house with a laugh
No matter what I say, she gets her way
I think my Mom is amazing
In the evening, she tucks me into bed
And I wrap my arms around her head
Then she tells me a tale of a girl far away
Who one day became a princess
I‘m so happy, I don’t want her to leave
So she lies in bed with me
As I close my eyes, how lucky am I
To have a Mom that’s so amazing
Then I wake up in the morning, she’s not there
And I realize she never was
And I’m still here in this lonely orphanage
With so many just like me
And as my dreams begin to fade
I try hard to look forward to my day
But there’s a pain in my heart that’s a craving
How I wish I had a Mom that’s amazing
Would be amazing

SELAMAT HARI IBU, Mah....
I JusT waNNa Say... I L.O.V.E Y.O.U...

Monday, November 17, 2008

Monday, November 03, 2008

Liputan Reuni Akbar Fisika UI

Reuni Akbar Fisika UI 2008
18 Oktober 2008 @ Balairung Universitas Indonesia
Acara ini adalah salah satu Program Kerja HMD Fisika 2008/2009 dengan kerja sama Departemen Fisika tentunya. karena Reuni Kabar juga sejalan dengna Program Kerja Departemen Fisika. Makanya Departemen mendukung penuh acara ini, terutama masalah dana (hehe…). Panitianya adalah mahasiswa Fisika 2006, 2007 dan 2008.
Dihadiri oleh kurang lebih 150 orang alumni, acara ini di mulai jam 15.00 sampai 18.00. Dibuka dengan sambutan dari PO Reuni Akbar M. Harfan (F’06) , kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari Ketua Departemen Fisika, Drs. Santoso Soekirno.
Acaranya variatif banget, ada talkshow dari dua dosen senior paling dikangenin sama alumni-alumni baik yang muda maupun yang udah tua - Bu Djarwani dan Bu Ganijanti. Yang dibahas macem-macem dari pengalaman ibu-ibu kita ini selama mengajar di Fisika, terus ngebahas noltagia zaman dulu yang bikin alumni-alumn kita kangen sama departemen fisika dan cerita-cerita keadaan Fisika saat ini, baik fasilitas maupun mahasiswanya. Talkshownya komunikatif banget, sampe-sampe alumni pada ikutan nimbrung sambil nostalgia masa-masa kuliah dulu. Dia khir talkshow panitia ngasih kenang-kenang an buat dua dosen kebanggan fisika in, karikatur ibu-ibu ini. Wah lucu banget pokonya.
N acara inti dari acara ini makan-makan sambil sharing tentang ikatan alumni fisika mau dibawa kemana ke depannya. Banyak banget masukkan yang didapat dari alumni-alumni kita. Yang akhirnya forum ini akan dilanjutkan pada acara makan-makan di rumah Pa Tubagus (koordinator ILUNI Fisika UI)
Di akhir acara ada pengumuman doorprize juga!!! Doorprize diambil dari potongan tiket. Hadiahnya ada Rice cooker, Setrika sama . Terus pengumuman angkatan terbaik adalah angkatan `86 soalnya mereka paling banyak dating di acara Reuni Akbar ini.
Trus ada penampilan dari band-band undangan, alumni, mahasiswa fisika 2007 n 2008. Trus ada foto-foto bareng panitia plus dosen-dosen. Seru banget deh pokonya, terus yang terakhir penutupan makan-makan panitia. Hehe…
Mudah-mudahan acara ini bisa diadakan rutin untuk memfasilitasi temu alumni. Kita juga berharap ILUNI Fisika UI bisa se-solid ILUNI di Departemen lain, bahkan Fakultas lain, yang mana alumni dapat memberikan sumbangsihnya kepada almamater UI dengan berkontribusi membantu dalam pengadaan fasilitas pendidikan untuk mahasiswa dan juga bisa memberikan bantuan untuk mahasiswa yang kesulitan masalah keuangan.
Alhamdulillah akhirnya Reuni Akbar terlaksana juga, Ga sia-sia perjuangan para panitia 5 bulan terakhir ini. Thanks berat buat alumni-alumni yang udah berkontribusi banyak buat acara ini, buat kedatangannya, donasinya, informasinya. Tanpa kaka-kakak semua, acara ini tidak akan berlangsung. Acara ini kami dedikasikan untuk kakak-kakak alumni semua. Mohon maaf atas segala keterbatasan dan kekurangan panitia. Sampai Jumpa di Reuni Akbar Fisika UI selanjutnya.... ^_^

Sunday, October 12, 2008

Reuni Akbar Fisika UI

Reuni Akbar Fisika UI ini insya Allah akan diadakan pada pertengahan atau akhir Oktober, dengan alasan mengambil moment Idul Fitri jadi kita keluarga besar Fisika UI dapat halal bihalal pada saat itu.
Tema yang kami usung “Membangun paradigma baru hubungan antara alumni dengan sivitas akademika departemen Fisika UI”
Tempat : Balairung UI Depok
Waktu : Sabtu,18 Oktober 2008
Pukul : 14.00 s.d. selesai
Acara
  • Sambutan-sambutan
  • Hiburan (Penampilan band dari alumni, mahasiswa Fisika dan band undangan, Games+Doorprize, serta penampilan khusus Mahasiswa Baru 2008)
  • Reward (Penghargaan untuk angkatan dan dosen terbaik)
  • Sharing angkatan /Talkshow (Sebuah talkshow dari alumni Fisika UI yang mengangkat sebuah tema yang menarik)
  • Refresh Ikatan Alumni Fisika UI
  • Gala Lunch
  • Ramah- tamah

Tuesday, August 26, 2008

ORANG KAYA DAN PENGEMIS

Di salah satu sudut jalan kota Jakarta terdapat sebuah rumah mewah. Di sana, tingga sepasang suami istri yang hidup dengan kemewahan harta.

Suatu ketika, mereka tengah makan siang. Di atas meja tersedia beragam hidangan, di antaranya ayam panggang. Tiba-tiba seorang pengemis datang mengetuk pintu. Sontak, sang istri berkata kepada suaminya “Pak, ada pengemis di depan rumah, kasihan, Pak. Kita kasih sepotong ayam panggang ya? Sang suami tiba-tiba membentaknya, “Jangan! Usir pengemis itu, suruh dia pergi dari rumah kita.”

Hari berganti hari, bulan berubah sampai menjadi tahun. Kehidupan terus berjalan. Si kaya yang digelimangi segala kenikmatan berubah jatuh miskin. Istri kesayangannya ditalaknya. Setelah ditalak, sang istri kawin lagi dengan seorang lelaki kaya.

Kemudian, terulang lagi peristiwa di saat sang istri makan siang bersama suaminya yang baru. Di atas meja terhidang berbagai makanan, dan tak ketinggalan pula sepiring ayam panggang.

Seorang pengemis dating mengetuk pintu meminta makanan. Sang suami berkata kepada istrinya dengan penuh rahmah, “Ambillah sepiring nasi dan sepotong ayam panggang sebagai lauknya berikan kepada pengemis itu.”

Setelah nasi dan ayam panggang diberikan kepada pengemis, sang istripun menangis. Suaminya sangat heran dan bertanya, “Kenapa kamu menangis? Apakah kamu marah, karena aku member I pengemis itu nasi dan ayam panggang?”

Istrinya menjawab, “Tidak, Pak, tidak sama sekali. Aku menangis karena ada sesuatu yang sangat ganjil dan ajaib. “ Sang suami jadi penasaran ingin tau apa yang ajaib dan ganjil itu. Ia pun bertanya, “Bu, apa gerangan yang ajaib dan ganjil itu?” Istrinya menjawab, “Apakah kamu tahu siapa pengemis yang dating di depan pontu tadi? Sambil mengisak sedih dia berkata, “Dia suamiku yang pertama.”

Suaminya tak terlalu terkejut. Dia malah berkata kepada istrinya, “Apakah kamu tahu siapa aku sebenarnya? Aku adalah pengemis yang dulu pernah dating ke rumahmu.”

Sumber: Majalah Mata Air Edisi Maret 2008

Tuesday, August 12, 2008

The Kite Runner

Amir dan Hasan dibesarkan bersama hingga mereka sudah seperti saudara. Amir telah menjadi mata bagi Hasan yang buta huruf, dan Hasan selalu menjadi pelindung dan selalu hadir terdepan untuk membela Amir. Namun seringkali Amir merasa tersaingi karena kasih sayang Babanya terbagi untuk Hasan, yang hanya anak seorang pembantu.
Untuk mraih simpati Baba dan menyenangkan hatinya, sore itu Amir ikut mengejar untuk mendapatkan layangan terakhir. Hasan, pengejar layang-layang yang jitu memenangkan layang-layang untuk Amir. Amir hadir disitu, melihat Hasan mempertaruhkan hidupnya untuk kebahagiaan majikannya, Amir. Saat itu Amir pempunyai pilihan, membiarkan Hasan mengalami pelecehan seksual atau membela Hasan meskipun tidak tahu apa yang akan terjadi adanya.
Amir melilih untuk lari, dan mendapatkan apa yang dia inginkan, layangan biru dan mempersembahakannya untuk Babanya dan menjadi kebanggaan Babanya. Namun hidupnya dihantui perasaan bersalah, bayangan ceceran darah di celana Hasan selalu menjadi mimpi buruk baginya. Tidak ada pilihan lain, dia tidak ingin bertemu dengan Hasan lagi. Hasan diusir dari rumahnya.
Amir melanjutkan hidupnya berdua saja dengan Babanya dan tinggal di Amerika, pergi dari Afghanistan yang dilanda konflik. Amir menyimpan rahasianya rapat-rapat. Puluhan tahun berlalu, namunmimpi buruk itu kembali. Amir bertemu kembali dengan sahabat Babanya. Beliau mengetahui rahasia Amir dan menyayangkan apa yang dilakukan Amir. Rasa bersalah itumuncul kembali saat Amir mengetahui bahwa Hasan adalah saudara tirinya, putra Baba yang lahir dari kesalahan masa lalunya.
Dunia serasa runtuh, dia telah membunuh masa depan saudaranya sendiri. Amir ingin menbus kesalahannya, namun semuanya telah terlambat, Hasan telah tiada. Untuk menebus kesalahannya, dia berusaha mencari Sohrab putra Hasan. Perjuangannya untuk mendapatkan Sohrab tidak mudah, dia harus berhadapan dengan tentara Taliban. Hingga bertemu dengan laki-laki yang sama yang melakukan pelecehan seksual terhadap Hasan dan Sohrab. Amir mempertaruhkan hidupnya membebaskan Sohrab dan untuk menghapus mimpi buruk yang selama ini menghantuinya.
Khalid Hosseini adalah penulis yang luar biasa. Dia menuliskan kisah persahabatan berlatar belakang konflik di Afghanistan yang mampu membuat pembacanya tersihir. Mengharukan dan menguras air mata. Dia menampilkan konflik yang sangat kompleks, pengkhianatan, peperangan, pembantaian, bahkan pelecehan seksual. Khaled Hosseini mampu menyihir pembacabya hingga tidak dapat berhenti membaca hingga akhir cerita.

Monday, August 04, 2008

Perkampungan Baduy nan Eksotik

Perkampungan Baduy adalah sebuah perkampungan tradisional tempat tinggal suku baduy yang masih memegang adat dan tradisi dan menjunjung tinggi keyakinan leluhur. Bertempat di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sekitar 2 jam dari Kota Rangkasbitung.
Untuk kami yang melakukan perjalanan dari Depok, perjalanan ini dapat di tempuh dengan menaiki kereta api dari Stasiun Kota atau Tanah Abang hingga turun di Stasiun Kereta Api Rangkasbitung sekitar 3 jam. Kemudian naik angkutan umum ke Terminal Bus Aweh,dan langsung dilanjutkan dengan naik Angkutan PS jurusan Ciboleger. Di sana adalah jalan masuk utama ke daerah Perkampungan Baduy. Atau perjalanan juga bisa ditempuh dengan menaiki bus Jakarta-Rangkasbitung dari Kalideres, Kampung Jeruk atau Tanjung Priok dan turun di Terminal Bus Mandala, Rangkasbitung dan melanjutkan perjalanan ke Desa Nangerang, Kecamatan Bojongmanik. Di sana juga ada jalan alternatif lain menuju Perkampungan Baduy selain Desa Ciboleger.
Perjalanan ini adalah perjalanan yang direncanakan oleh Britzone Community yang merangkul mahasiswa Arkeologi UI untuk menjadi panitia. Sementara kami – Lia dan Puji – hanya kebetulan diajak oleh mahasiswa-mahasiswa Arkeologi atas rujukan Mba Maria untuk membantu mereka menjadi panitia, sebagai tim konsumsi karena mengetahui seluk beluk Pasar Kota Rangkasbitung. Bagaimana tidak, saya adalah orang asli Kota Rangkasbitung, namun sayangnya malah tidak pernah mengunjungi Perkampungan Baduy tersebut, malu dengan mahasiswa-mahasiswa Arkeologi UI yang sudah berkali-kali ke sana. Semuanya serba dadakan, persiapannya kurang. Briefing untuk tim advance saja dilakukan semalam sebelum keberangkatan.
Kami berangkat dari Depok Jumat pagi. Dari Stasiun Rangkasbitung, kami tim Advance – Saya, Puji, Ka Andy, Ka Idham dan Ka Iqbal – beristirahat di rumah, karena memang rumah saya dekat dengan stasiun. Untungnya mereka sempat melakukan Sholat Jumat di Mesjid di dekat rumah, sementara kami menyiapkan makan siang. Selanjutnya kami berbelanja semua bahan makanan untuk konsumsi selama di Baduy hingga sore. Setelah beristirahat sejenak di rumah kami berangkat pukul 16:30 menuju Ciboleger.
Perjalanan ini sungguh luar biasa. Luar biasa melelahkan tentunya. Perjalanan dari Ciboleger yang biasa ditempuh selama ½ jam ke perkampungan Baduy Luar, perjalanan harus ditempuh hingga satu jam, karena kami membawa bahan bahan makanan yang luar biasa banyaknya. Setiap orang membawa bawaan yang luar biasa berat, bahkan saya dan Puji. Belum lagi kami yang memang datang ke Ciboleger pukul 6 sore, saat hari sudah gelap. Sementara tidak ada satu orangpun di antara kami yang membawa senter atau alat penerangan kami. Akhirnya Ka Idham membeli sebuah senter, maka jadilah kami melakukan perjalanan dengan hanya diterangi satu buah senter dan penerangan lampu handphone seadanya. Seringkali kami berhenti di perjalanan, entah itu di pemukiman penduduk atau di hutan, kami tidak peduli, kami sudah kelelahan, jantungku berdetak cepat sekali. Keringat juga mengucur deras, terus terang saya tidak pernah melakukan perjalanan seekstrem ini. Jalanan yang terjal, licin, gelap dan melelahkan. Tapi saya tidak boleh mengeluh, saya hanya diam walau kaki ini sudah berat rasanya. Saya tidak boleh menyusahkan, dan tampak lemah di depan mereka.
Suara gamelan mengalun indah sekali, artinya kita sudah sampai di Perkampungan Baduy Luar. Ya, kami sampai di Desa Balimbing, rumah Kang Sarpin, tempat dimana kami akan bermalam. Ucapan syukur saya ucapkan, akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Kami disambut oleh Teh Marnah, istri Kang Sarpin yang ramah. Sementara Kang Sarpin sedang berada di Lembang, Bandung katanya. Kemudian kami beristrirahat, solat dan makan malam yang disiapkan oleh Teh Marnah dan dengan bekal yang memang disiapkan Mamah dari rumah.
Perjalanan tadi terbayar sudah, berada di surga dunia rasanya. Setelah perjalanan yang melelahkan, disambut dengan udara yang dingin, lantunan irama gamelan yang indah, suasana nan eksotis, perumahan penduduk yang menyejukkan dari bilik-bilik bambu dan indahnya bulan purnama di pertengahan Bulan Rajab ini. Rasanya tidak ingin pergi dari sini. Malam ini saya berada jauh dari rumah, di sebuah desa yang jauh dari dunia luar, tidak ada sinyal handphone, tidak ada listrik, hanya lampu tempele menerangi malam-malam kami. Serasa mimpi rasanya…
Saya beruntung dapat menjadi salah satu dari tim advance, sehingga bisa mengunjungi perkampungan ini lebih lama, 2 hari 2 malam. Dari hari Jumat Sore hingga Minggu Sore untuk menyiapkan konsumsi untuk para peserta, sementara peserta datang Sabtu sore hingga Minggu sore. Jadi malam ini saya harus beristirahat dengan cukup, untuk menyiapkan makanan untuk para peserta dan panitia, untuk 25 orang.
Pagi ini kami – saya dan Puji – disibukkan dengan kegiatan memasak untuk sarapan pagi dan makan siang tim advance. Kemudian sementara Ka Idham, Ka Andy dan Ka Iqbal menjemput peserta di Rangkasbitung, kami menyiapkan makan sore dan makan malam untuk peserta. Kami menyiapkan semuanya di awal, sehingga siang itu kami bisa berjalan-jalan ke sekitar sungai. Sungguh indah sekali, air yang dingin dan bersih dan masih ada batu-batu besar yang menghalagi aliran sungai. Saya tidak ingin melewatkan pemandangan indah ini dan mengabadikannya lewat foto.
Para peserta datang sore hari, setelah mereka beristirahat sebentar. Kemudian mereka berjalan-jalan ke Desa Gajebo. Dan malam ini, kami makan malam bersama dengan peserta dan Mang Aja, Lurah dari Perkampungan Baduy Dalam yang kebetulan singgah di rumah Kang Sarpin dengan menu makanan yang memang disiapkan untuk malam istimewa ini, masakan khas sunda – sayur asem, ikan asin, sambel terasi dan goreng oncom.
Kemudian acara dilanjutkan dengan menonton kegiatan kesenian warga, berlatih alat musik gamelan, alunan musik yang indah yang semalam kudengar. Luar biasa mereka memainkan alat musik gamelan yang merupakan hasil iuran warga itu di tengah kegelapan, hanya diterangi lampu tempel di sudut ruangan. Ada kejadian konyol yang mengundang tawa, saat itu peserta begitu antusias menonton pertunjukkan itu dan mengabadikannya lewat kamera dengat blitz yang menyilaukan. Seorang Baduy yang sedang memainkan alat musik berkata, “Coba ulah dipotoan bae, serab!” Coba jangan difotoin terus, silau! Bahasa yang digunakan suku Baduy adalah bahasa sunda. Saya dan Puji yang memang mengerti bahasa sunda, tertawa-tawa dibuatnya.
Malam ini kami tidak bisa tidur dengan nyenyak, karena kami harus menyiapkan konsumsi untuk besok, untuk pagi, siang, dan sore. Malam itu, kami menyiapkan bahan makanan untuk besok, menyiapkan bumbu dan memotong sayuran agar besok tinggal dimasak, kami menyiapkan makanan hingga jam 12 malam. Sementara Ka Idham dan Ka Yoki, leader perjalanan ini memasak nasi hingga jam 4 pagi. Dan tidak tidur semalaman. Kemudian kami bangun pukul 4 pagi , saat kami melihat nasi yang telah dimasak Ka Yoki, kami hanya tersenyum, nasinya kurang matang!! Haha, tapi biarlah orang yang kelaparan tidak akan memperdulikannya kan? Kami sangat menghargai pengorbanan mereka yang tidak tidur semalaman.
Kami mulai melanjutkan memasak bahan makanan. Dan membungkus makanan untuk bekal siang dan sore. Tapi masalahnya, kertas nasi yang dibeli kurang, sementara disini tidak ada yang menjual kertas nasi. Terpaksa kami harus mencarinya ke Ciboleger dan Ka Yoki mencarinya kesana! Padahal malam itu dia tidak tidur! Dan dia melewati jalan yang kita lewati ke Ciboleger hanya dalam waktu ¼ jam!!! Luar biasa, dia berlari. Kemudian dia menodong penjual nasi uduk disana untuk menjual kertas nasinya.
Tapi sayang sekali, Kang Sarpin menyarankan untuk tidak usah membawa bekal untuk sore hari karena kemungkinan sore hari mereka sudah ada dalam perjalanan pulang ke Jakarta. Jadi perjuangan Ka Yoki mencari kertas nasi ke Ciboleger dan memasak nasi hingga jam 4 pagi dan tidak tidur semalaman sia-sia. Maaf ya Kak, maaf banget..
Kami selesai memasak dan packing jam 7 pagi, kemudian kami sarapan pagi bersama. Ditemani Mang Aja, kami berangkat untuk melanjutkan perjalanan ke Baduy Dalam dengan rute ke Desa Cibeo, Cikeuta Warna, Cikadu kemudian langsung ke Desa Nangerang. Karena bus yang kami sewa menunggu kami di sana dan akan membawa kami ke Terminal Mandala, karena peserta akan pulang ke Jakarta dengan menaiki bus Rangkasbitung-Jakarta.
Awalnya saya ragu untuk ikut perjalanan ke Baduy Dalam, mengingat perjalanan ekstrem Jumat malam lalu. Apalagi katanya perjalanan ini lebih ekstrem, kami harus menempuh perjalanan 3 jam kesana. Tapi saya tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Sekali lagi saya yang orang Rangkas tidak mau kalah dengan orang Jakarta.
Saya rasa saya tidak menyesal mengikuti perjalanan ini, karena meskipun medannya memang jauh lebih ekstrem, tapi setidaknya saya tidak membawa beban sebanyak malam itu, jadi perjalanan ini saya lalui dengan menyenangkan. Sungguh perjalanan ini luar biasa menyenangkan, melewati jembatan demi jembatan, sungai demi sungai, hutan demi hutan, jurang demi jurang, terpeleset sedikit saya akan jatuh ke jurang yang di bawahnya batu-batu atau sungai yang sama menyeramkannya. Tapi pemandangannya sungguh luar biasa saat kita berada di atas bukit, semuanya begitu indah, kita dapat menghirup udara segar.
Sepanjang perjalanan kami menemukan tumbuhan-tumbuhan liar, tanaman-tanaman obat, bunga-bunga yang indah, jamur yang beraneka ragam bahkan jenis-jenis lumut yang berbeda yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Hal ini yang membuat saya dan Puji semakin bersemangat. Kami berjalan paling depan, bahkan melewati Ka Yoki sang leader. Para peserta sampai heran melihat semangat kami, maklumlah kami kan paling muda di antara peserta-peserta yang lain yang sudah bekerja atau setidaknya kuliah tingkat akhir. Kami senantiasa berceloteh riang tentang ketakjuban kami melihat pemandangan indah sepanjang perjalanan. Atau bercerita, bercanda dan tertawa dan hanya kami yang mengerti. Mereka heran, kok engga ada capeknya? mengoceh terus sepanjang perjalanan. Mereka bingung, apa yang semalam kami makan sampai kami setangguh ini. Hehe..
Perjalanan ini memang melelahkan. Kita seringkali berhenti dan beristirahat untuk sekedar melepaskan lelah. Sulit sekali melewati medan-medan yang terjal ini, maka peserta saling berpegangan tangan untuk membantu satu sama lain. Saya dan Puji saling membantu saat menemui tanjakan atau turunan. Perjalanan ini juga terasa menghibur karena kekonyolan-kekonyolan dan candaan yang dilontarkan oleh peserta. Setidaknya, lelah ini serasa berkurang.
Peristirahatan selanjutnya adalah sebelum jembatan terakhir, karena sang leader berkata kami harus menyiapkan tenaga untuk perjalanan selanjutnya. Kita akan melewati tanjakan yang sangat ekstrem, hingga orang-orang menyebutnya jembatan patah hati. Dan ternyata kita memang benar-benar patah hati dibuatnya, rasanya kami tidak pernah menemukan ujung dari tanjakan ini, panjang… sekali. Kaki ini lemas, perut ini mual, apalagi saya harus menarik Puji yang kelelahan. Ayo, Lia harus semangat!!! Sungguh membuat patah hati, sejauh mata memandang hanya tanjakan, dan kita tidak tahu bahwa di ujung pandangan mata ternyata tanjakan juga. Sayangnya kami tidak boleh mengabadikannya karena ini sudah termasuk daerah Baduy Dalam. Di Baduy Dalam, kita tidak boleh menggunakan alat-alat elektronik, bahan kimia seperti sabun atau shampoo jika tidak ingin menerima sumpah-sumpah dari orang-orang Baduy sana.
Ternyata benar di ujung Tanjakan Patah Hati ini kami telah sampai di daerah Baduy Dalam. Karena kami lihat orang-orang telah mengenakan kain penutup kepala putih, itu adalah salah satu ciri-ciri orang Baduy Dalam. Kami beristirahat setelah melalui tanjakan ekstrem itu. Seorang Baduy di belakang kami yang sedang berada dalam saungnya menawarkan kami sekeranjang pisang ambon yang luar biasa enaknya, manis dan dingin. Dia juga menyuguhkan air minum yang sama dinginnya. Di dalam saungnya yang dingin itu, yang disimpan di dalamnya menjadi dingin seperti di lemari es, luas biasa bukan? Kemudian ia menawarkan kelapa muda pada kami. Wah, tentu saja kami tidak menolaknya. Kami melanjutkan perjalanan ke rumah Mang Aja dan orang Baduy itu akan membawakan kelapa-kelapa muda ke rumah tersebut.
Tidak jauh dari saung tersebut, kita telah sampai di Perkampungan Baduy Dalam, Cibeo. Rumah-rumahnya sedikit berbeda dengan di Perkampungan Baduy Luar, lebih dingin kelihatannya. Perkampungan Baduy Dalam seluruhnya terdiri dari 500 orang yang terdiri dari 95 rumah atau 95 kepala keluarga. Kami beristirahat di rumah Mang Aja. Kami dibawakan kelapa muda yang lezat, airnya manis dan dagingnya lembut. Kemudian sedikit berbelanja kerajinan tangan buatan orang Baduy dan bermain di sungai tepat di belakang rumah Mang Aja.
Perkampungan ini sepi, wanita-wanitanya yang katanya cantik dan putih bersembunyi di dalam rumah. Tapi kulihat satu wanita Baduy dalam berkerudung yang memang benar ternyata, putih dan cantik, dan dia segera berlari karena malu melihat kami.
Kami melanjutkan perjalanan ke perkampungan lain di Baduy Dalam, Cikeuta Warna. Di sini terdapat Aula yang merupakan tempat berkumpulnya kepala-kepala desa dari setiap kampung untuk memusyawarahkan sesuatu. Di desa ini juga terdapat tempat tinggal Puun, Beliau adalah pemegang kekuasaan tertinggi di seluruh perkampungan Baduy, baik Baduy Luar maupun Baduy Dalam. Rumah Puun terlihat berbeda dengan rumah-rumah lainnya, rumah ini terdapat garis larangan bahwa kita tidak bisa masuk kesana. Selanjutnya desa yang kita lewati adalah Desa Cikadu, di beri nama demikian karena disana banyak sekali pohon durian. Sayangnya saat kami kesana pohon-pohonnya baru berbunga. Kemudian kami keluar dari Perkampungan Baduy Luar dan memasuki Perkampungan Baduy Dalam dan menuju Desa Nangerang seperti rencana sebelumnya.
Medan yang dilalui dalam perjalanan pulang ini sama dengan dengan perjalanan sebelumnya. Terjal, licin, berbatu, melewati jembatan, sungai dan jurang. Tapi perjalanan ini terasa lebih berat karena kami telah kelelahan sepanjang perjalanan tadi. Kami mengoceh sepanjang perjalanan, karena kang Sarpin berkata bahwa rute ini adalah rute tercepat untuk pulang karena medannya lebih datar. Mungkin untuk Kang Sarpin yang orang Baduy dan telah terbiasa menempuh perjalanan ini terasa datar. Tapi bagi kami ini adalah sebuah penderitaan. Hiks… Tanjakannya lebih terjal, turunannya lebih curam. Baru melewati tanjakan yang terjal, maka kami akan menemukan tanjakan yang lebih terjal begitu seterusnya. Begitu juga setelah melewati turunan yang curam makan akan menemukan kembali turunan yang curam. Rasanya tidak ada habisnya. Saya sulit melewatinya karena sepatu sandal yang saya gunakan licin, basah karena air sungai. Saya tidak bisa melaluinya sendiri. Saya butuh Puji!!! Hehe..
Akhirnya kami sampai di Desa Nangerang dimana mobil angkutan menunggu kami. , pakaian kami juga kotor, kami kelelahan, kehausan dan kelaparan. Saat kami membuka bekal kami, alangkah kagetnya, bekal yang kami siapkan ternyata basi. Menu yang kami siapkan adalah nasi, telur dan cap cay. Memang ini salah kami panitia, seharusnya makanan yang kami siapkan untuk bekal siang adalah makanan yang kering dan awet. Belum lagi saat dibungkus tadi pagi, nasi dan cap caynya baru dimasak dan masih panas tapi langsung dibungkus rapat, jadi cepat basi. Kami sungguh merasa sangat bersalah pada para peserta, kami juga tidak tega melihat mereka yang kelaparan. Kami tidak tahu apa yang mereka pikirkan. Kami berkali-kali meminta maaf pada para peserta.
Kami melanjutkan perjalanan ke Terminal Mandala, peserta makan di warung makan di sana. Kemudian mereka berangkat ke Jakarta dengan tujuan masing-masing. Ada yang ke Tanjung Priok, Pluit, Depok dan sebagainya, mereka menaiki bus yang berbeda-beda. Begitu juga tim advance, Puji, Ka Iqbal dan Ka Andy ke Depok. Ka Yoki dan Ka Idham akan melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta, mereka luar biasa memang. Saya tidak tahu, mereka punya berapa cadangan kaki! Saya sendiri merasa tidak kuat, untuk berjalan walau barang sedikit dari gang ke rumah, saya menelfon ke rumah dan minta dijemput di Terminal Mandala.
Wah, sungguh luar biasa seru, luar biasa menyenangkan, dan tentunya luar biasa melelahkan. Kaki berasa pegal, remuk dan patah-patah rasanya. Tapi sungguh luar biasa berkesan, pengalaman yang takkan bisa terlupakan. Saya jadi ketagihan! Say berencana mengajak teman-teman ANTARTIKA, teman-teman SMA kami dulu melakukan perjalanan ini. Ke Baduy!!! Tapi mungkin tidak untuk sekarang-sekarang ini, karena kami harus memulihkan stamina dan mengumpulkan tenaga baru!
Terima Kasih untuk semuanya. Perjalanan ini takkan berkesan tanpa kalian. Puji, teman seperjuanganku. Haha.. Kakak-kakak Arkeologi, Ka Yoki, Ka Andy, Ka Iqbal dan Ka Idham. Kalian luar biasa!!! Mba Maria dari BritZone Community yang sudah merencanakan acara ini. Ka Farhan, Ka Pras dan Mr. Ali yang telah menghibur kami sepanjang perjalanan. Mas Tedi, Mas Fery, Mba Femi, Mba Puspita, Mba Meti, Mba Atri, pokoknya semuanya dari BritZone Community. Terima kasih banyak, dan maaf banget atas semua ketidaknyamanan ini (makanan basi, makanan keasinan, dan sebagainya). Juga tidak lupa terima kasih untuk Kang Sarpin Sekeluarga, Teteh, Marno, Mulyono yang sudah direpotkn. Mang Aja, Pulung dan ayahnya, telah menemani kami selama perjalanan, terima kasih atas informasinya. Dan juga terima kasih kelapa mudanya enak!

Monday, July 28, 2008

Potret JakartaKu: Operasi Pembersihan Ciliwung

Jakarta yang identik dengan Kota Metropolitan tidak pernah lepas dengan masalah banjir. Banjir yang tiap tahun melanda adalah masalah terbesar di Jakarta. Lalu, apa yang salah dengan Jakarta? Masyarakatnya kah? Tata Kotanya? Pemerintahnya? Atau memang cuaca yang tidak mendukung? Mari kita lihat sumber dari permasalahan itu sendiri, kita tengok Sungai Ciliwung yang menjadi sumber Bencana.

Minggu (27/ 7) Panitia dari Beastudi Etos menggelar Kegiatan Operasi Pembersihan Sungai CIliwung sebagai salah satu dari rangkaian acara Temu Etoser Nasional. Sehingga acara ini dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswa dari seluruh Indonesia karena Beastudi Etos tersebar di 11 Pergguruan Tinggi Besar di Indonesia di 9 daerah. Beastudi Etos bekerja sama dengan Dompet Dhuafa Republika mengadakan kegiatan ini dalam rangka Aksi Cinta Lingkungan.

Kegiatan ini dilakukan sepanjang Sungai CIliwung, mulai dari Jembatan Tanjung Barat hingga Kampung Melayu, dan dibagi menjadi 6 titik. Para peserta yang hadir sekitar 300 orang, yang dibagi ke dalam tiga tim, yaitu:

  • Tim Air, mengumpulkan sampah sepanjang perjalanan menggunakan perahu karet

  • Tim Darat, mengumpulkan sampah di sepanjang tepian Sungai CIliwung

  • Tim Survey, melakukan survey tentang opini masyarakat tentang Ciliwung dan segala permasalahannya

Saya senang sekali bisa menjadi salah satu relawan di acara ini dan dapat terjun langsung menjadi Tim Air yang menyisir sungai dan mengumpulkan sampah sepanjang perjalanan. Kami didampingi oleh Tim Rescue dari Karang Taruna Manggarai ditempatkan di Spot 3, yaitu daerah Condet. Tim Air ini terdiri dari 14 orang, yang ditempatkan dalam 2 perahu karet. Kami menyisir sungai Condet-Kalibata sepanjang kira-kira 10 km. Medan yang dilalui tidak mudah, karena medannya lebih sulit dibanding arung jeram. Saat arung jeram kita bisa melihat batu-batu penghalangnya, sementara di sungai ini kita tidak tahu apa yang menjadi penghalangnya.

Sungai ini tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Ciliwung. Sungai ini adalah sumber kehidupan dan mata pencaharian mereka. Lihat saja sepanjang perjalanan yang kami lalui. Ada orang-orang yang mandi, memancing, menangkap ikan sapu-sapu dan menarik rakit untuk menyebrangkan orang. Dengan terjun langsung seperti ini, kita bisa melihat langsung fenomena-fenomena yang terjadi di Sungai Ciliwung ini. Sampah yang luar biasa banyaknya, baik organik maupun anorganik, belum lagi di pinggiran sungai banyak sekali sampah menggunung di tempat pembuangan sampah, di belakang rumah atau menggantung di pohon-pohon akibat banjir. Saya sampai bingung sampah mana dulu yang harus saya ambi?!@#$%^ Lalu dari mana sampah itu berasal?

Jika kita bertanya ini salah siapa? Maka masyarakat hilir akan menyalahkan masyarakat yang tinggal di hulu sungai yang membuang sampah ke sungai, sementara masyarakat di hulu sungai tidak mau disalahkan dan tidak mengaku demikian malah menyalahkan masyarakat di hilir sungai yang membuang sampah ke sungai. Padahal jika kita membicarakan Sungai Ciliwung, tidak bisa sebagian-sebagian, tetapi harus secara keseluruhan, dari hulu sampai hilir. Karena semua penduduk yang tinggal di sepanjang tepian Sungai CIliwung membuang sampah ke sungai. Itulah permasalahan intinya. Memang sampah yang dibuang adalah limbah rumah tangga, bukan limbah pabrik yang mengandung zat-zat kimia. Hal itu terlihat dengan masih adanya kupu-kupu dan ikan sapu-sapu yang masih hidup di sungai ini. Namun tetap saja limbah tersebut mencemari sungai kita tercinta ini.

Selain itu ditemukan permasalahan lain yang mebuat masyarakat mau membuang sampah ke sungai, diantaranya:

  • Pemukiman di sepanjang tepian Sungai Ciliwung melewati gang-gang kecil dan jauh dari tempat pembuangan sampah, sementara petugas kebersihan menggunakan gerobak sehingga sulit menjangkau pemukiman penduduk. Jadi tidak ada pilihan lain, masyarakat membuang sampah ke sungai.

  • Letak rumah yang membelakangi sungai, bukan meghadap sungai. Seharusnya ada perbaikan, rumah penduduk di buat menghadap sungai. Karena logikanya masyarakat membuang sampah ke belakang rumah bukan ke depan rumah, sehingga sungai bersih dari sampah.

  • Jika sampah dikumpulkan dan dibakar menyebabkan polusi udara, maka mengganggu ketenangan warga lain karena pekarangan mereka berdekatan.

  • Para pejabat, seperti Gubernur bahkan Presiden harus terjun langsung melihat fakta Sungai Ciliwung, menyisir sungai dan melihat secara langsung apa yang terjadi. Karena selama ini mereka hanya mendengar katanya saja. Tapi tentunya bila para pejabat itu turun, pasti para ajudannya sudah membersihkan sungai yang akan beliau-beliau lewati, sehingga sungai akan menjadi bersih, hehe. Tapi bukan itu yang diinginkan, beliau-beliau harus melihat kondisi yang sebenarnya, yang seperti sekarang ini. Sehingga dapat dilakukan tindak lanjut dan merealisasikan Sungai Ciliwung yang bersih dan bebas dari sampah.

  • Dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampai ke sungai dan berusaha peduli dengan masalah lingkungan ini denganmelakukan aksi serupa untuk membersihkan Sungai Ciliwung secara massal!

Di tengah gemerlapnya Kota Metropolitan ini, sedikit saja kita melirik ke lingkungan sekitar kita dapat melihat situasi yang sangat berbeda. Yang kita lihat secara kasat mata hanya gaya hidup yang makin lama makin terseret arus modernisasi, pusat kota yang makin lama makin padat, gedung tinggi, apartement dan perumahan elite dibangun di atas tanah warga. Semakin menampilkan perbedaan yang ada.

Kita tidak bisa tidak peduli dengan permasalahan Sungai Ciliwung ini, karena saat air sungai meluap, bukan masyarakat di sepanjang sungai saja yang merasakan akibatnya. Tapi seluruh warga Jakarta, karena air meluap hingga ke jalan raya. Hingga ke jalan-jalan inti yang biasa kita lewati saat berangkat kerja. Jadi sudah selayaknya kita memperhatikan hal ini dan ikut peduli dengan sungai kita tercinta ini.

Kegiatan Operasi Pembersihan Sungai Ciliwung ini sungguh bermanfaat. Membuktikan bahwa mahasiswa bukan hanya bisa bicara dan terjun dalam isu-isu politik dengan melakukan aksi-aksi demo, tapi juga terjun dalam aksi Cinta Lingkungan.

Sungguh saya sangat senang bisa ikut dalam aksi ini. Namun saya melihat kurangnya koordinasi dari panitia. Misalnya, saat bus-bus mengantar kita ke beberapa titik, leader di bus yang menuju spot 3 tidak tahu harus kemana, sehingga membuat sopir bus bingung dan memaki-maki leader tersebut. Kemudian tim konsumsi, saya sebagai relawan dan beberapa kakak-kakak dari Karang Taruna tidak mendapat makan siang. Mungkin telah disiapkan, namun tidak ada panitia yang menawarkan, sehingga mana mungkin kita meminta-minta makanan pada panitia. Ini sebagai saran saja untuk panitia, agar acara-acara selanjutnya bisa lebih baik lagi. Namun hal ini tidak mengurangi semangat saya dalam mengikuti acara ini atau mungkin kegiatan-kegiatan serupa semacam ini.

Terima kasih kepada Panitia dari Beastudi Etos yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Terima kasih juga untuk kakak-kakak dari Karang Taruna Manggarai yang telah mendampingi kita sepanjang perjalanan, mendayung perahu karet sepanjang jalan dan mau berbagi cerita kepada kita tentang pengalaman-pengalaman mereka yang luar biasa menarik. Mas Budi, Mas Alex, Mba Nia, Mba Ira, Mas Panda, Mas Cemot dan lain-lain dari Karang Taruna Manggarai, terima kasih banyak.

Festival Wajah Muslim Indonesia

Nuansa Islam Universitas Indoneasia (Salam UI) mengadakan acara, Festival Wajah Muslim Indonesia di Gedung IX, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia pada hari Rabu dan Kamis (23-24 Juli 2008). Yang terdiri rangkaian acara Bazaar, Pertunjukkan Seni Islami seperti Tari Saman, Teater Islami, Nasyid, Rebana dan sebagaisnya. Saya menghadiri rangkaian acara pada Hari Kamis (24/7) dari siang hari, karena pukul 13.00 ada talkshow dengan Ketua MPR RI, Bapak Dr. Hidayat Nur Wahid, Mantan Ketua MPR RI, Bapak Prof. Dr. Amien Rais dan Ahmad Fahrozi Ketua Salam UI dan disiarkan langsung di Radio Republik Indonesia (RRI).

Talkshow ini mengambil tema, Peluang dan Tantangan Islam dalam mewujudkan Indonesia Bermartabat. Acara dimulai dengan dua pembicara saja, karena Prof. Dr. Amien Rais belum Hadir. Acara ini sungguh menarik karena dihadiri mahasiswa dari seluruh Indonesia, seperti pada saat sesi tanya jawab , hadir mahasiswa-mahasiswa dari Kalimantan Timur, Gorontalo, Ambon, Bali, Padang dan sebagainya. Jadi serasa ada di ajang Pemilihan Putri Indonesia rasanya. Hehe…

Bapak Hidayat Nurwahid lebih membahas tentang peluang dan tantangan Islam dalam dunia politik dan kenegaraan serta Indoneasia di kancah Internasional. Sedangkan Saudara Ahmad Fahrozi membahas tentang peluang dan tantangan kita sebagai pemuda dan mahasiswa Muslim untuk mewujudkan Indonesia bermartabat.

Pada sesi tanya jawab, seorang mahasiswi dari UIN Jakarta melontarkan pertanyaan yang sungguh menarik. Dan saya makin terkesan lagi karena Bapak Hidayat Nurwahid menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memuaskan.

Bagaimana pendapat Bapak tentang sekelompok jamaah yang ingin mewujudkan hukum Indonesia dan segala aspek kehidupan IPOLEKSOSBUD yang berdasarkan syariah Islam?

Kita harus kembali lagi kepada makna syariah Islam itu sendiri. Syariah Islam berarti hukum Islam yang harus diterapkan. Sementara kita harus melihat apakah hal tersebut merujuk ke kemaslahatan umat manusia. Syariah terwujud jika disana ada kemaslahatan umat. Jangan sampai kita melakukan amal ma’ruf nahi munkar dengan melakukan kema’rufan kecil namun menghalangi kema’rufan yang lebih besar. Jangan juga kita melarang kemunkaran namun melancarkan kemunkaran yang lebih besar. Jadi syariah Islam adalah syariah yang dimana disana terwujud kemaslahatan umat manusia.”

Menurut Bapak, apa arti seorang khalifah, apakah khalifah sendiri adalah seorang pemimpin negara seperti presiden atau setiap kita adalah ‘khalifah’?

Benar bahwa setiap manusia adalah khalifah untuk dirinya sendiri, pemimpin untuk dirinya sendiri dan di akhir nanti akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seperti halnya kita sebagai khalifah, presiden adalah seorang khalifah dari suatu negara untuk membawa negaranya ke dalam kesejahteraan yang akan diminta pertanggungjawaban pula atas kepemimpinannya baik di dunia dan di akhirat.”

Menurut Bapak,pendidikan apa yang harus diberikan kepada politisi kita agar berpolitik dengan benar bukan ajang korupsi atau sebagainya?

“Mungkin politisi kita harus kembali membaca buku Ilmu Politik Dasarnya di bangku kuliah”, Ketua MPR kita sedikit bergurau.

Begitulah talkshow ini berlangsung hangat dan interaktif. Namun sayangnya sampai akhir acara Prof.Dr. Amin Rais tidak juga datang. Sedikit kecewa memang, namun tentunya ini di luar kekuasaan panitia. Penerbangan Bapak Amien Rais delay hingga tidak bisa hadir di tempat. Mungkin di lain waktu Bapak Amien Rais dapat hadir di kampus kita tercinta ini lain waktu.

Friday, July 25, 2008

Goes to Kebumen..


Selamat pagi Kebumen!!! Hihi, kayak mimpi rasanya. Baru kemaren kayaknya Lia lagi Depok. Eh, sekarang dah ada di Kebumen. Ratusan kilometer jauhnya dari Depok. Wuih, udaranya seger banget disini. Bikin Lia narik selimut lagi di kasur empuk, kamar Heni. Emang udaranya bikin orang jadi pules tidur, saking pulesnya plus kecapean juga Lia bangun jam 11 siang!! Duh, maaph ya mba Heni jadi ga enak…
Perjalanan ini dah direncanain dari semester lalu. Pokonya liburan semester 4 kita harus liburan ke Kebumen!! Ke rumah HeNicHan n MurciLa. Sayangnya temen-temen yang lain pada ga bisa ikut, soalnya ngambil Semester Pendek. Padahal mereka pengen banget ikut. Akhirnya yang bisa ikut cuma Lia, Dedew, HeNicHan n MurciLa. Kita dah buat jadwal seminggu di Kebumen, termasuk jalan-jalan ke Djogja!!
Kita berangkat Rabu malem (9/7) jam 7 malem naik kereta api bisnis di Jatinegara. Meskipun Lia biasa tiap minggu pulang ke Rangkas naik kereta, tapi perjalanan ini beda!! Kita menghabiskan waktu 9 jam di kereta!! Ngapain aja yah? Makan ga selera, baca buku pusing, bobo aja ah…
Kita sampai di Stasiun Kebumen Kamis (10/7) jam 4 pagi!! Wuih.. ga kerasa Lia 9 jam di kereta. Sungguh badan patah-patah rasanya. Kita dijemput sama Bapaknya Heni, ke rumahnya Heni pastinya. Matur nuwun pa…
Kamis (10/7) Ok, perjalanan pertama adalah main ke rumah Mbahnya Heni. Di sini dinginnya lebih dingin dari di rumah Heni. Disini kita dijamu sama macem-macem makanan. Baru siang-siang disuguhin mpek-mpek, trus sorenya dipesenin bakso. Pokonya ga bisa nolak. Harus dimakan!! Kalo gini terus, Lia bisa gendut disini. Yesss!!! Itu sih maunya… Katanya sih, biasanya disini sepi. Tapi berhubung liburan sekolah, sepupu-sepupu Heni yang masih SD pada main ke sini. De Silmi, De Windi sama Atras. Kita main bulu tangkis, tenis. Seru deh pokonya, sampe ngejar bola segala di got. Hiy….
Jumat (11/7). Ini dia perjalanan yang ditunggu-tunggu tRip ke Djogja!!! Hehe, it`s my first time lho Sebelumnya kita mampir dulu ke rumah Mbahnya Dedew di Purworejo.Duh, pake ada acara nyasar segala!! Ga taunya Dedew tuh ga tau rumah Mbahnya di mana. Dodol yah…. Katanya sih dia terakhir kesana pas TK. Yang dia inget cuma patung kuda. Jadilah kita terlunta-lunta di jalan mencari rumah Mbahnya Dedew. Dan ternyata setelah tanya kiri kanan, kanan kiri akhirnya sampailah kita! Rumahnya tuh keren, masih rumah jaman dulu gitu. Gambar di mushollanya aja, Wakil Presidennya masih Pak Tri Sutrisno. Itu mah jaman kapan coba ?!@#$^&*
Next Destination is…. Malioboro!!! Namanya juga cewek, ya paling heboh deh kalo disuruh belanja. Ini itu dibeli, dikit-dikit mampir, dikit-dikit nyangkut, sikat sana sikat sini. Biasa lah cewe, yang di beli tuh kaya gelang-gelang, tas-tas lucu, sandal, ya gitu-gitu deh. Saking asiknya sampe ga inget makan, ga inget pulang. Duh, pusing deh. Udah puas tuh belanja, akhirnya sampe di ujung Malioboro, baru deh nyerah. Kita mau nyari makan ke KOPMA UGM, yang konon katanya makanannya enak. Dan ternyata bener!! Ayam bakarnya, bumbunya maknyus banget… Kita kesana naek Trans Djogja. Beuh, ga taunya di Djogja juga ada bus way. Trus perjalanan malem ini berakhir di kos-kosannya Iin – temen Heni. Maksudnya sih, biar hemat uang penginapan. Hehe.. Makasih ya…
Sabtu(11/7) Djogja pagi hari…
Enaknya sih kalo jalan-jalan jauh gini, makan makanan khas daerah itu. Makanya, pagi-pagi gini kita nyari gudeg buat sarapan pagi.Uhm,,akhirnya ketemu juga. Trus kita makan gudeg sama-sama. Uhm,, enak..
Perjalanan pagi ini adalah ke Museum Seni dan Budaya Jawa di daerah Kaliurang. Di sana dimuseumkan berbagai patung dan lukisan raja-raja Jawa. Sultan Hamengku Buwono, Paku Alam, istri-istrinya. Di sana ada lukisan yang sangat menarik, lukisan 3 dimensi yang matanya ngelirik ngikutin kemana kita berada, kita ke kanan matanya ngelirik ke kanan, kalo kita ke kiri matanya ngelirik ke kiri.
Tour selama dua jam ini bener-bener nambah pengetahuan kita tentang Kebudayaan Jawa. Yang jadi suku Jawa harus bangga, soalnya Jawa merupakan suku yang telah mempunyai peradaban yang lengkap mulai dari seni, bahasa, huruf, kesenian, rumah, kain, pokonya lengkap deh.
Perjalanan selanjutnya dilanjutkan ke Candi Prambanan, Trayek kendaraan dibuat sedemekian rupa sehingga, cuma wisatawan bisa langsung ke candi Prambanan dengan naik Trans Jogja. Sayangnya akibat gempa tahun 2004 lalu, banyak banget candi yang runtuh dan beberapa masih dalam berbaikan. Sayang banget kan kalo kita harus kehilang salah satu bangunan yang paling bersejarah.
Minggu (12/7), Kita pergi bareng Heni sekelurga jalan-jalan ke Pantai Bocor, Kebumen. Lia sendiri heran kenapa pantainya dikasih nama Pantai Bocor, kaya ga ada nama lain aja. Pantainya bersih, ombaknya tinggi, makanya disini ga ada permainan kaya banana boat ato yang berselancar. Katanya sih biasanya sepi, tapi berhubung minggu ini masih liburan sekolah jadi pantai ini ramai dikunjungi orang-orang yang berlibur.
Senin (13/7), Hari ini kita akan berkunjung ke rumahnya Mursi di daerah Prembun, sekitar 1/2 jam dari Kebumen. Wuih, perjalanannya sungguh menyenangkan. Keren banget, dari jalan raya kita naik becak ke rumah nya sekitar 15 menit. Perjalanannya ke sana melewati sawah-sawah, keren banget deh.
Sorenya, kita ngenterin Heni ke jalan raya. Soalnya Heni engga bisa nginep. Kita ngenterin pake sepeda!! Seru banget, jalan-jalan pake sepeda keliling kampung sampe dikejar kerbau! Kita genjot sepeda kenceng-kenceng ngeliat di belakang kita ada dua kerbau yang lepas ikatannya dan lari ngejar kita. Lia yang duduk di belakang, cuma bisa nyemangatin dari belakang. Deg-degan banget, kalo diseruduk kan yang kena duluan Lia!!! Berkesan banget deh, pengalaman di Prembun ini.
Tadinya kita ga mau nginep di rumah Mursi, cuma mau main aja tapi ga tau kenapa dia maksa banget kira harus nginep di rumahnya sampe nangis-nangis segala. Tapi akhirnya kita tahu alesanya, orang tuanya udah nyiapin semuanya buat kita. Mereka excited banget temennya Mursi dari Jakarta mau main ke rumahnya. Mereka sudah bilang sama tetangga-tetangga.
Mereka udah nyiapin semuanya dari hari pertama kita ke Kebumen, kirain mau langsung main ke Prembun, tapi ternyata engga, mereka kecewa. Terus Mursi bilang kita mau kesana pulang dari Jogja, dan mereka menyiapkan makanan semuanya untuk kita, tapi sayangnya kita mengecewakan mereka lagi. Dan kalo misalnya kita ga jadi nginep, sungguh mereka pasti kecewa banget.
Sebenernya Lia tau keadaannya ekonomi keluarga mereka, makanya lia ga mau nginep khawatir ngerpotin mereka. Namun mereka sungguh menyiapkan semuanya, membuat ranjang baru, meja baru, dan membuat pintu untuk kamar mandi. Entah mereka terlalu bahagia karena teman anaknya mau main ke rumahnya atau mereka tidak mau membuat anaknya malu dengan keadaan mereka. Padahal kulihat di kamar orang tuanya, ranjangnya masih patah dan belum diperbaiki. Oh, sungguh Lia jadi merasa bersalah baru orang tua itu. Sungguh mereka seorang yang sangat baik, sangat sederhana namun sangat memuliakan tamu seperti yang dicontohkan Rasulullah.
Selasa (14/7)Pagi hari di Prembun, kita jalan-jalan naik sepeda ke perkampungan nganterin es kacang ijo ke warung sebelum pulang ke Kekbumen. Terus foto-foto di sawah. Hehe
Sore hari, waktunya pulang. Udah seminggu kita di Kebumen, ngerepotin banyak orang. Seminggu disini sungguh berkesan yang ga mungkin ditemui di Jakarta. Pokonya sungguh luar biasa.
Matur Nuwun sanget…
Mba Heni n keluarga yang udah nampung kita selama disana, Mba Mursi n keluarga yang dah nyiapin semuanya buat kita. Berasa tamu agung kita . Dedew teman seperjalananQuw, hoho.. Ivan, Iin n Ana yang dah mau repot-repot jadi guide kita n direpotin kesana kemari. Hatur nuhun, terima kasih, tararengkyu pokona mah…

Tetralogi Laskar Pelangi

Andrea Hirata alias Ikal menuliskan kisah hidupnya bersama sahabat-sahabatnya dalam tetralogi Laskar Pelangi. Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.


Laskar Pelangi mengisahkan persahabatan sepuluh orang sahabat di SD Perguruan Islam Muhammadiyah di Tanah Belitong. Mereka menyebut diri mereka Laskar Pelangi. Mereka adalah Ikal, Lintang, Mahar, Trapani, Samson, Kucai, Syahdan, A Kiong, Harun dan Sahara. Buku ini menyoroti keseharian anak-anak Belitong yang bersemangat dan penuh warna. Cerita ini semakin berwarna dengan tokoh-tokoh yangsangat istimewa. A Ling – cinta pertama Ikal. Ibu Muslimah, guru SD di Perguruan Islam Muhammadiyah yang selalu menjadi teladan dan inspirasi kesepuluh anggota Laskar Pelangi. Ikal, teman sebangku Ikal yang luar biasa cerdas. Dan Mahar, seniman yang sangat istimewa dengan ide-idenya yang luar biasa. Lintang dan Mahar dapat mengharumkan nama Perguruan Islam Muhammadiyah dengan kemampuan mereka masing-masing.

Sang Pemimpi, buku kedua dari etralogi Laskar Pelangi. Di sini diceritakan kisah masa SMA Ikan bersama dua orang sahabatnya, Arai dan Jimbron. Persahabatan ini begitu indah, mereka rela berkorban untuk kebahagaiaan sahabatnya. Arai melakukan misi rahasia untuk mewujudkan mimpi Jimbron untuk mengunggang kuda. Jimbron menyiapkan dua buah Jimbron celengan kuda poni yang diisi sama rata dengan hasil kerja kerasnya bekerja sebagai kuli. Tabungan tersebut disiapkan untuk kedua sahabatnya, Arai dan Ikal. Mereka bermimpi untuk dapat kuliah di Perancis. Buku ini menceritakan perjuangan mereka dari tanah Belitong hingga mendapatkan beasiswa ke Universitas Sourbone, Perancis seperti mimpi mereka.

Edensor adalah desa yang indah di Eropa yang dikisahkan dalam buku pemberian terakhir A Ling pada Ikal. Buku Edensor menceritakan perjalanan Arai dan Ikal mengelilingi Benua Eropa dan Afrika dan pencarian cinta pertama Ikal, A Ling.. Perjalanannya sungguh menarik, karena mereka bertaruh dengan teman-temannya, siapa yang dapat melewati negara terbanyak, dan Arai dan Ikal lah pemenangnya. Sayangnya pencarian A Ling tidak menemukan titik terang. Namun di akhir cerita diceritakan bahwa Ikal berhasil menemukan Edensor, desa yang benar-benar indah seperti yang digambarkan dalam novel.

Maryamah Karpov, buku terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi ini menceritakan tentang Maryamah dan biolanya. Di sini juga diceritaka kisah-kisah yang tidak termuat dalam tiga buku sebelumnya. Buku ini belum terbit, direncanakan rilis setelah selesai pemutaran film Laskar Pelangi. Kita tunggu saja karya selanjutnya dari Andrea Hirata ini.

Thursday, July 10, 2008

Film Laskar Pelangi

Minggu (6/7) diadakan bedah buku dan pemutaran film Laskar Pelangi di panggung utama Istora Senayan. Disana hadir Mira Lesmana dan Andrea Hirata.

Andrea membocorkan sedikit tentang pemeran-pemeran film Laskar Pelangi. Ibu Muslimah diperankan oleh Cut Mini. Kesepuluh pemeran Laskar dicasting langsung dari anak-anak asli Belitong.

Sayangnya, Andrea masih merahasiakan kapan film ini akan diputar di bioskop. Mira Lesmana berharap film ini menjadi film nasional yang diputar setiap hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei. Seperti halnya film G30S/PKI yang diputar setiap tanggal 30 September pada masa Orde Baru.

Tim Film Laskar Pelangi berencana mengadakan touring ke daerah-daerah untuk memutar film ini agar anak-anak di daerah terpencil termotivasi semangat anak-anak Belitong di film ini. Semoga film ini dapat mengikuti kesuksesan film Ayat Ayat Cinta.

Monday, June 09, 2008

TIPS N TRICK MEMILIH PEMINATAN/ JURUSAN

  1. Tentuin minat `n potensi kamu kira-kira di peminatan mana…
  2. Trus kira-kira kamu cocok `n sukanya dimana…
  3. Sesuaikan sama kemampuan, liat nilai-nilai kamu yang dulu-dulu memenuhi syarat peminatan/ jurusan itu ga?
  4. Trus kira-kira kamu mampu ga nanti ngejalanin peminatan/ jurusan itu
  5. Lihat silabus `n mata kuliah apa aza yang dipelajari . Kira-kira kamu tertarik dimana
  6. Tanya-tanya ma senior yang sekarang lagi jalanin peminatan/ jurusan itu
  7. Tanya-tanya juga ma alumni, gimana prospeknya di dunia kerja
  8. Tentuin juga orientasi kamu mau kerja atau kuliah, b`cuz ada peminatan/ jurusan tertentu yang nuntut kita buat kuliah S2 lagi
  9. Lihat prospek ke depannya… Lapangan kerjanya… atau beasiswa yang bakal didapet
  10. Jangan cuma ikut-ikutan temen!! Be your self!!!
  11. Diskusiin sama orang tua
  12. Serahin sama yang di atas


Semua peminatan juga banyak saingannya … Yang penting kita harus ningkatin kualitas kita biasr siap saing di dunia kerja!!!

Wednesday, May 21, 2008

Semangat!!!

Hemmh......

Handphone Lia ilang.... emang itu dah dari sebulan yang lalu. Hari ini tepat sebulan HP Lia ilang. Emang ilangnya dah lama.... Tapi imbasnya lama cuy... Karena sampe sekarang Lia tetep belum punya HP. Lia 'ga punya uang buat beli HP baru. Lia 'ga mau nyusahin mamah 'n apa dengan minta uang buat beli HP baru. Yah, Lia mau beli HP pake yang sendiri aja deh. Tapi itu tandanya.... Lia 'ga bisa bayar uang semester depan sendiri. Hiks.... Sedih deh.... Ugh... kenapa mesti dua"nya yah yang ilang. Yang ngambilnya kok tega banget yah....

Mungkin ini semua karena Lia kurang bersyukur, telalu sombong, ceroboh. Ini semua peringatan buat Lia. Yah mudah"an Lia bisa ikhlas. 'N semoga Allah menggantinya dengan yang lebih baik. Allah 'ga bakal ngasih cobaan di luar kemampuan hambanya kan...

HP baru...............!!!! I'm coming........!!!!! Lia musti cari uang yang banyak biar 'ga nyusahin orang tua mulu.
  • Ngajar !!!
  • Cari beasiswa!!! (PPA... Amin...)
  • Hemat!!!

Thursday, February 14, 2008

Happy Birthday lia (makasih semuanya...)

Senangnya .. hwahahaha...

Kabar Gembira...!!!

Kabar Gembira...!!!
Kaos PHYSICS CAMP dah jadi lho... Nanti Insyaallah diantar langsung sama panitia, pi kaluw kejauhan mungkin dikirim aja.

Sebelumnya mohon maaf.... banget Kaos jadinya molor.. karena kemarin terbentur masalah dana. maaf benget ya...

Makasiy banget ya dah bantuin kita buat DANUS PC 2008 dgn beli kaos ini. Mudah2an siy puas dengan produk kami (hehehe..). Yang udah bayar makasiy banged, yang belum bayar... tolong lunasin ya.. biar cepet dianter gituw... okay


==========================================================
Kami panitia PhysiCamp08 mengundang anda untuk hadir pada kegiatan kami yang diadakan

Tanggal : 29 Februari s.d. 2 Maret 2008 (Jum'at - Minggu)

Tempat : Bumi Perkemahan Situgunung, Sukabumi

Biaya : - Peserta : Rp. 70.000
- Alumni : Sukarela

Pendaftaran: via telepon Ninik Nurrizqi (081315719539)
atw email danus_physichamp08@yahoo.com

Pastikan anda hadir dalam acara tersebut...

Danke....
==========================================================

Kaosnya nanti dipake ya pas PHYSICS CAMP, biar samaan gituw.. hehe :-)